Indahnya Saat Buah Hati Mogok Sekolah
Indahnya Saat Buah Hati Mogok Sekolah.
Bapak dan Ibu, para orang tua yang berharap buah hatinya tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapkan, bagaimana perasaan kita ketika si buah hati tiba-tiba mogok tidak mau sekolah? Pastinya sedih, kecewa, atau segudang perasaan tidak nyaman akan muncul dalam hati kita. Siapa yang salah? Apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara merayunya sehingga mau mengerti?
Bapak dan Ibu, para orang tua yang berharap buah hatinya tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapkan, bagaimana perasaan kita ketika si buah hati tiba-tiba mogok tidak mau sekolah? Pastinya sedih, kecewa, atau segudang perasaan tidak nyaman akan muncul dalam hati kita. Siapa yang salah? Apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara merayunya sehingga mau mengerti?
Kalau hal itu terjadi mari kita sebagai orang tua mensikapinya dengan positif, mudah-mudahan akan menjadikan indah disaat Si buah hati baru mogok untuk sekolah. Berikut ada beberapa pendekatan yang indah yang bisa kita terapkan
untuk mencari solusi ketika hal itu terjadi.
1. Kenali dan pahami apa penyebabnya
Permasalahan apa yang sebenarnya dirasakan oleh anak kita, sehingga
dia tidak mau sekolah harus kita cari tahu terlebih dahulu agar kita
bisa menentukan langkah selanjutnya dengan tepat. Hal ini bisa kita
lakukan lewat dialog santai dan penuh kasih sayang, misal ketika kita
bermain bersamanya, ketika makan bersama atau saat-saat santai lainnya
yang menyenangkan buat dia. Lakukan dialog ini tanpa intervensi ataupun
ancaman tapi semata-mata sharing dan libatkan empati kita.
2. Huznudzon / prasangka baik terhadap anak
Tanamkan selalu dalam keyakinan kita bahwa anak adalah anak hebat,
sholih, dan senang melakukan kebaikan. Mogok sekolah sama sekali bukan
indikasi bahwa dia tidak baik dan suka membolos, tapi ada “sesuatu “
yang belum kita ketahui yang menjadi masalah buatnya dan belum
terselesaikan karena dia belum tahu cara penyelesaiannya. Dalam kondisi
seperti ini kitalah yang wajib membantunya.
3. Komunikasi dan kerjasama dengan Guru di sekolah
Anak telah mengenal orangtua semenjak dia lahir, baik suara, cara
berjalan, bau badan, dan wajah orangtua dengan baik, sehingga apapun
yang dia butuhkan biasanya orangtualah tempatnya mengadu dan mendapatkan
kasih sayang. Bagaimana dengan gurunya disekolah? Guru adalah sosok
asing buat anak. Kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dan rasa aman
bersama guru belum dapat dia rasakan sebagaimana ketika bersama
orangtua. Oleh karena itu, anak butuh waktu untuk berproses mendapatkan
semua itu dari guru di sekolah.
Apa yang terjadi ketika rasa aman dan nyaman telah didapatkan dari
Guru? Subhanallah, luar biasa. Anak akan mudah menuruti segala nasihat
guru, bahkan mungkin lebih mempercayai guru ketimbang orangtua. Guru
menjadi figur idola dan segala-galanya bagi anak. Luar biasa, bukan?
4. Mengadulah pada Allah SWT
Anak adalah amanah-Nya, segala persoalan mendidiknya hanya Allah
saja yang bisa membantu menyelesaikannya. Lantunkan doa-doa dalam shalat
kita untuknya. Bayangkan wajah polosnya, memintalah pada-Nya semoga
Allah membuka hatinya. Akan lebih baik jika doa-doa tersebut dipanjatkan
pada sepertiga malam terakhir.
5. Hargai apapun kemajuan yang anak lakukan
Sekecil apapun perubahan kebaikan yang dilakukan, maka hargailah.
Awalnya mungkin anak menolak sama sekali dengan segala cara dan segenap
kekuatannya untuk ke sekolah. Mungkin kita akan menyaksikan bagaimana
hebohnya penolakannya. Mulai dengan berteriak, menangis keras,
melempar/merusak barang, bahkan mungkin menyakiti kita, seperti
menggigit, mencakar, dan sebagainya. Sikapilah semua itu dengan hati
tenang dan huznudzon tadi, tetaplah sayangi dia sehingga dia bisa
merasakan betapa dia sangat berharga bagi kita. Seiring dengan
perjalanan waktu yakinlah semua itu akan berubah, dan lihatlah ketika
perubahan itu terjadi sungguh luar biasa. Kita menyaksikan perkembangan
setahap demi setahap sebagaimana perkembangan bayi. Lihatlah ketika
buah hati tidak lagi menangis saat dibangunkan pagi hari. Hari
berikutnya dia tidak lagi memberontak ketika persiapan memakai seragam
dan sepatu bahkan dia sendiri yang memakainya, Sampai di sekolah dia
sangat ceria dan pulang sekolah banyak cerita-cerita bahagia yang dia
sampaikan kepada kita.
6. Penuhilah rasa senangnya secara proporsional
Tak ada salahnya kita berikan hadiah baginya ketika dia mulai
menunjukkan kemajuan sekecil apapun, tapi kita harus hati-hati supaya
hadiah itu tidak menjadi ketergantungan dan bumerang bagi kita.
Subhanallah betapa indahnya ketika para orangtua memahami dan dapat
mendampingi buah hati tumbuh berkembang sebagaimana yang Allah
kehendaki. Semoga Allah mudahkan segala urusan kita, karena sesudah
kesulitan pasti ada kemudahan
0 komentar:
Posting Komentar